Sekali Berfikir, Seribu Berzikir

Membaca Jalan hidup ku...

Friday, February 10, 2006

Shalat Subuh Berjamah : "Pembeda antara Mukmin dan Munafiq"

Betapa mudahnya lidah mengucapkan kalimat “Islam” dan betapa sulitnya iman melekat dan berakar di dalam hati manusia, itulah yang diungkapkan Al Quran didalam Surat Al-Hujarat, Orang-orang Arab badawi itu berkata : “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka) : “kamu belum beriman” tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk’ karena iman itu belum masuk kedalam hatimu. (Al-Hujarat : 14)

Ya rasul, “Amanna”, kami telah beriman, tutur orang-orang arab ketika mereka bertemu dengan rasulullah. Allah yang maha mengetahui isi hati mereka berfirman kepada rasulnya, Wahai Muhammad, katakan kepadanya : “kamu belum beriman, akan tetapi katakanlah ‘Aslamna’ kami telah tunduk”. Mereka berhak mengaku sebagai seorang muslim namun tidak berhak mengaku sebagai seorang mukmin karena iman itu belum masuk kedalam hati mereka. Ini juga berarti, kalimat islam lebih umum dari pada kalimat mukmin. Kalimat islam mencakup orang yang benar-benar beriman dan orang-orang yang setengah beriman alias munafiq.

Munafik perbuatan hati, tidak seorangpun mengetahui isi hati manusia kecuali Allah Swt. Problema yang nyata dalam kehidupan kita, bercampurnya antara Habil dan Qabil, antara orang yang benar (Ash-Shadiq) dan orang yang pendusta (Al-Kazib), antara orang yang mukmin dan orang yang munafiq. Problema yang sangat berbahaya, yaitu bercampurnya mukmin dan munafiq berada ditengah-tengah shaf kaum muslimin.

Begitu susahnya bagi kita membedakan antara mukmin dan munafiq. Ketika Mukminin beramal dijalan allah, munafikpun juga tak ketinggalan. ketika mukmin pergi ke medan perang, munafikpun juga ikut berperang. Mereka musuh dalam selimut, penghancur dari dalam shaf muslimin. Munafik bukanlah perbuatan zhahir, kita susah membedakan mana yang mukmin mana yang munafik karna mereka juga melakukan apa yang kita lakukan, Allah Swt. Berfirman : "Jika mereka berangkat(berperang) bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan diantaramu; sedang diantara kamu ada yang suka mendengarkan perkataan mereka.Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim".(AT-Taubah : 47)

Dengan rahmat Allah kepada hambanya, Allah membersihkan pencampuran ini untuk selama-lamanya. Sehingga kita bisa mengatakan “dia itu munafik” dan “dia itu orang yang benar-benar beriman”. Pembersihan dilakukan dengan cara memberikan cobaan kepada hambanya. Dengan memberikan cobaan yang sangat susah, tidak akan pernah seorang hamba bisa berhasil dalam cobaan ini, kecuali orang yang benar-benar beriman. "Alif laam miim, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh ia mengetahui orang-orang yang dusta" (Al-Ankabut : 1-3)

Allah takjub melihat sikap orang-orang beriman, ketika mereka mengatakan “kami telah beriman”, apakah mereka menyangka Allah akan membiarkan mereka begitu saja dengan iqrar itu tanpa memberi cobaan?. Padahal Allah telah menguji orang-orang sebelum mereka. Cobaan sunnah Allah yang sudah berlaku sejak manusia diciptakan. Allah swt. menjadikan begitu banyak cobaan. Jihad misalnya, jihad merupakan cobaan yang sangat berat, tapi itu tidaklah mustahil untuk dikerjakan. Orang-orang mukmin akan selalu berhasil menghadapinya sedangkan orang-orang munafiq akan berguguran. Infak di jalan Allah Swt. juga merupakan cobaan. Bermuamalah yang baik dengan orang lainpun cobaan. Menahan Amarah cobaan, seluruh kehidupan kita mulai dari pertama sekali mengemban syariat (taklif) sampai detik-detik kematian, semua itu cobaan dari Allah Swt. "Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia mnguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan ia maha perkasa lagi maha pengampun". (Al-Mulk : 2)
Begitu banyak cobaan dalam kehidupan manusia, namun ada satu cobaan yang sangat besar yang diberikan Allah kepada manusia, tidak seorangpun akan lulus dalam cobaan ini kecuali orang-orang yang benar-benar beriman. Rasulullah Saw. menjadikan cobaan ini sebagai alat ukur yang jelas untuk membedakan mana yang mukmin dan mana yang munafiq. Orang yang tidak mampu melewati cobaan yang satu ini, itulah orang munafiq. Cobaan itu adalah SHALAT SUBUH, tidak cukup dengan mengerjakannya saja, tapi shalat subuh ditunaikan berjamaah di masjid bagi laki-laki dan shalat subuh pada awal waktunya bagi perempuan. Abu hurairah meriwayatkan, rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya shalat yang paling berat oleh orang-orang munafiq adalah shaat isya dan shalat subuh, sekiranya mereka mengetahui betapa besar karunia Allah Swt. padanya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (shalat subuh dan isya) sekalalipun dalam keadaan merangkak”.(HR.Bukhari Muslim)

“ Walau merangkak
”, misalkan kakinya patah, tidak bisa berjalan, benar-benar tidak bisa berjalan dan tidak juga ada orang yang akan membantunya pergi ke mesjid. Akhirnya ia merangkak seperti seorang bayi kecil dengan susahnya. Begitulah seandainya ia mengetahui besar pahala yang Allah berikan. Sebaliknya Merupakan dosa besar bilamana seorang muslim yang beriman tidak menunaikan shalat subuh dan shalat isya berjamah.

Waktu subuh mulai dari terbit fajar sampai terbitnya matahari. Waktu ini waktu yang sedikit, sempit, terbatas sekali dan memang waktu yang benar-benar susah. Imam muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Ibnu ‘Ash, Rasul Saw. bersabda : "Waktu shalat subuh dari terbit fajar sampai sebelum matahari terbitZ". (HR. Muslim )

Lebih susah dari itu, cobaan untuk membedakan mukmin dan munafiq. Tidak cukup hannya dengan mengerjakan shalat subuh di rumah, tapi harus berjamaah di masjid. Susah.! dan memang sangat susah, ini merupakan cobaan yang sangat penting sekali dan hasilnya pun juga sangat penting. Bagi kaum wanita, shalat subuh di awal waktunya, meskipun diizinkan di masjid, tetapi shalat di rumah lebih utama dan pahalanya lebih besar, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Umar ra, sabda nabi Saw: "Jangan lah kamu melarang isterimu pergi ke mesjid, namun rumah mereka lebih baik bagi mereka".(HR. Abu Daud)

Sangat disayangkan sekali, pada kenyataannya melalaikan shalat subuh dilakukan secara bersama-sama di tengah-tengah kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan. Ada yang berceloteh: “Aduh…Shalat subuh pada waktunya tidak mungkin bagi kami-kami ini, bahkan itu mustahil bagi kami”. Mari kita diskusikan celotehan diatas.
Pertama, bukankah Allah Swt berfirman : “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS: Albaqarah: 286) .Shalat subuh pada waktu yang telah ditentukan, hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Kalaulah setiap kita tidak sanggup menunaikannya, mungkinkah Allah Swt. membeni kita seperti itu? Pasti Allah Swt mengetahui kemampuan kita, itulah sebabnya kita diwajibkan menunaikan shalat subuh di waktu ini. Pantaskah seorang mukmin yang beriman dengan hikmahnya, ilmunya dan keadilannya kepada hambanya mendakwakan bahwa ia tidak sanggup melaksanakannya?

Kedua, fakta di kota-kota besar, Amerika contohnya, orang-orang disini bukan ummat islam. Pada pukul enam pagi, jalan-jalan sudah dipenuhi jutaan mobil. Mereka orang-orangkristen, yahudi bahkan atheis, (atheis adalah orang-orang yang tidak meyakini adanya tuhan) bangun di subuh hari, supaya dapat pergi ke tempat kerja mereka tepat pada waktunya.
Lebih dari itu, pagi-pagi sekali di subuh hari, sekitar jam setengah lima, orang-orang keluar dari rumahnya berjalan dan berlari keliling kota hannya untuk berolah raga. Selain itu, masih ada orang yang bangun di subuh hari. Orang ini melakukan pekerjaan yang aneh sekali, mereka untuk beribadah kepmembawa anjing berjalan keluar rumah, hannya supaya si penjaga rumah ini menghirup udara segar karna seharian terkurung di rumah. Demikianlah orang-orang kristen, yahudi dan atheis bangun di pagi hari, sedangkan sebagian muslim, atau marilah kita berkata jujur, sebagian besar muslimin tidak bangun di pagi hari menunaikan shalat subuh ada Allah Swt.
Contoh yang sangat simpel dan kongkrit, Jika anda mempunyai tiket keberangkatan jam empat pagi, kira-kira anda akan bangun jam berapa? Jika tiba-tiba waktu tugas anda di ganti oleh atasan anda pada pukul lima pagi, apakah anda akan selalu berkata kepada atasan “saya tidak bisa bangun subuh”. Seandainya setiap kali pergi ke mesjid menunaikan shalat subuh, anda akan di beri uang sebesar satu juta, apakah anda akan pergi shalat berjamaah setiap subuh di mesjid?. Dapat kita simpulkan bahwa manusia bangun dipagi hari untuk uang, namun tidak bangun untuk tuhan yang menciptakannya.

Ketika Azan dikumandangkan, dingin menusuk tulang. Selimutpun merayu “tarik donk, dingin neh” . Syaitanpun tak mau ketinggalan “Udah ntar aza, tidur dulu bentar, dingin, waktunya juga masih lama kok”. Saat itulah iman kita benar-benar ditanya. Maukah aku bangun karena ALLAH ? jika anda memilih menarik selimut , Sang mentari akan datang menyapa, syaitan tertawa terbahak-bahak dan jadilah anda sebagai seorang munafik dengan nas hadist rasulullah Saw.
Ikhwati fillah marilah kita selalu menjaga shalat subuh berjamaah kita. Karena hal yang paling ditakuti yahudi adalah ketika shaf shalat subuh sama seperti shaf shalat jumat. Itu berarti tidak ada lagi kemunafikan didalam shaf kaum muslimin. Semoga Allah memelihara shalat subuh kita. Billahit taufiq wal hidayah